BAB I
PENDULUAN
Bahasa Arab merupakan salah satu
bahasa yang diakui PBB sebagai bahasa Internasional.Karena itu di Indonesia Bahasa
Arab dipelajari di sekolah, baik sekolah Kementrian Agama atau sekolah di bawah
naungan Kementrian Pendidikan Nasional.
Mempelajari
sebuah bahasa tak dapat dilepaskan dari mempelajari bagaimana bahasadigunakan
dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagaimana bahasa tersebut dipengaruhidan
juga ikut membentuk budaya para penutur aslinya.Hal ini menyiratkan
bahwaseseorang yang mempelajari bahasa tertentu tanpa memahami budayanya
berpotensimenjadi orang “fasih yang bodoh” (Bennet, Bennet & Allen, 2003).
Dalam
pembelajaran bahasa dewasa ini kemampuan berbicara fasih menyerupaipenutur asli
bukan lagi menjadi hal yang paling utama; pemahaman terhadap budaya daribahasa
yang dipelajari terbukti berperan penting dalam menentukan
keberhasilanpenyampaian pesan dan terjalinnya komunikasi yang lancar antara si
penutur dan lawan .
Bahasa adalah sarana untuk menyampaikan
budaya yang meliputi keyakinan, falsafah, adat dan Agama,
demikian pula Bahasa Arab yang mampu mempertahankan dan menghadapi tuntutan dan
tantangan segala zaman. Akibatnya Bahasa Arab tetap lestari.
Tujuan pengajaran bahasa arab di
sekolah adalah agar peserta didik mempunyai kompetensi :
1.
Lughawiyah
2.
Ittishaliyah
3.
Tsaqafiyah
BAB
II
KARAKTERISTIK
BAHASA ARAB
A. Mufradat Bahasa arab
Bahasa arab mampu mengungkapkan makna secara akurat
seperti kata Allail dan Annahr meliputi jangka waktu khusus.
Untuk arti memuji dan ragu terdapat kata-kata : al Hamd, al Tsana’, al Madh serta
al Syak, al Raib dan al Miryah. Masih dalam tataran mufradat, bahwa
pembuatan istilah baru dalam bahasa Arab tidak harus menyerap istilah asing ( al-Taulid
al Dzatiy )
B. Bentuk Kata
1. Isytiqaq : Pengembbangan makna
suatu kata yang sama akar katanya seperti kataba menjadi Kitab,
Maktabah, Maktub dll.
a. Al-Ta’widh : menggantikan bentuk
kata yang satu dengan bentuk kata yang lain seperti (Laisa liwaqtiha
kaadzibah) Ai Takdziib
b. Pengembangan
makna dengan perubahan hakikat seperti maftah dan Miftah
c. Pengembangan
kata dengan tingkat kelenturan yang tinggi, sehingga tidak memerlukan awalan
dan akhiran seperti pada kebanyakan bahasa di dunia seperti : Fataha-futiha-fattaha-iftataha-‘uftutiha
dll.
2. Pengembangan
kata dalam bentuk Mutsanna , termasuk bentuk al-mutsanna alladzi laa
yufradu
C.
Struktur
Kalimat
Dalam struktur kalimat, bahasa Arab ditandai dengan
adnya i’rab yaitu perubahan bentuk akhir suatu kata mu’rab baik dengan
harakat atau dengan huruf. Memungkinkan Bahasa Arab sebagai berikut :
1.
Dengan I’rab,
kalimat bahasa arab mudah difahami maknanya ( al-i’rab huwa al-ibanah ‘an
al-ma’aani bil- alfadz ), adanya keterkaitan i’rab dengan makna,
dengan kata lain i’rab merupakan indikator makna
2.
Dengan adanya i’rab,
segera diketahui bagaimana suatu kata dalam kalimat seharusnya diucapkan
seperti ( na’am, ‘umar thalib – ni’ma al-thalib umar – ikala ahmad al tuffah
).
3.
Dengan adanya i’rab,
susunan kalimat dalam bahasa arab menjadi elastis sesuai dengan tuntutan makna
kalimat yang bersangkutan. Dalam bahasa Indonesia umpamanya tidak mungkin
dikatakan ‘”Apel itu dimakan”
D. Keteraturan Qawa’id
Qawa’id (
gramatika) bahasa arab, baik morfologi ( bentuk kata, termasuk isytiqaq),
sintaksis (struktur kalimat) termasuk sistem i’rab semuanya sejak dahulu
sampai dewasa ini berlaku secara ajek (qiyasi, regular ), tidak banyak
pengecualian. Keteraturan seperti ini berlaku pula dalam sistem bunyi
(fonologi), tidak seperti bahasa francis yang memiliki beratus-ratus kata kerja
yang ditashrif secara irregular, sehingga ucapan dan penulisannya tidak
dapat dikuasai secara analogi kecuali dengan hafalan di luar kepala.
Keajekan bahasa
arab seperti ini menyebabkan bahasa arab tidak perlu mengalami perubahan dari
generasi ke generasi berikutnya, sehingga mampu melestarikan keberadaannya. Dan
yang menjadikan karya tulis berbahasa arab generasi masa lalu dapat difahami
oleh generasi masa kini.
BAB
III
SIMPULAN
DAN PENUTUP
A.
Simpulan
Setiap
bahasa mempunyai karakteristik yang khas, demikian pula dengan bahasa Arab.
Adapun karakteristik mata pelajaran bahasa Arab adalah sebagai berikut:
Bahasa
Arab mempunyai dua fungsi yakni sebagai alat komunikasi antar manusia dan
bahasa agama (Islam). Bahasa Arab sebagai komunakasi adalah prinsip bagi semua
pendekatan dalam pembelajaran bahasa Arab. Aktivitas manusia yang disebut
komunikasi baik lisan maupun tulisan dikarenakan keinginan setiap individu
setiap saat ingin menyampaikan sesuatu. Dengan adanya karakteristik ini,
motivasi peserta didik untuk mempelajari bahasa Arab yang sifatnya internal
akan lebih besar.
Arab memiliki struktur ilmu yang sama dengan
bahasa-bahasa lainnya. Untuk mengenal bunyi dan alat ucap yang menghasilkannya,
bahasa Arab melahirkan ilmu Makharij al-Huruf (fonologi),
untuk mengenal perbedaan makna melahirkan ilmu sharaf (morfologi),
untuk mengenal struktur kalimat melahirkan ilmu nahwu (sintaksis),
dan untuk memahami makna melahirkan ilmu ma’ani (semantik).
mendasar yang dimiliki struktur keilmuan
bahasa Arab. Disamping ilmu-ilmu yang telah disebutkan (yang memang selalu ada
dalam semua bahasa), bahasa Arab memiliki ilmu-ilmu lain seperti:rasam (grafologi), bayan (gaya
bahasa), badi’ (keindahan kata dan makna), ‘arudh (pola
syair) qawafi(bunyi-bunyi atau huruf-huruf pada kesastraan) matn
al-lughah (asal bahasa).
Melihat
dari karakteristik bahasa Arab, maka strategi pengembangan bahasa Arab
berdasarkan atas lingkup lingkungan yang paling dekat dengan peserta didik
menuju dengan lingkungan yang jauh dengan cara: pertama, para
peserta didik berkenalan dengan dirinya sendiri, keluarga dan seterusnya ke
lingkungan sekolah. Adapun yang terkait dengan tema materi pembelajaran bahasa
Arab hanya dimaksud untuk efektifitas yang diperlukan untuk menjalin
komunikasi. Kedua, pemberian materi pembelajaran diharapkan memakai
pendekatan yang efektif berdasarkan ruang lingkup dan tempat peserta didik
mempelajari bahasa Arab.
B.
Penutup
Demikian
sekilas tentang karakteristik Bahasa arab yang merupakan bagian materi yang
disampaikan dosen pengampu, disamping ada karakteristik yang lain yang belum
tersampaikan melalui tulisan ini. Dengan keadaan apapun bahasa arab tetap
lestari, mampu mempertahankan keadaannya di dunia ini dan mampu segera bangkit
kembali dari keterpurukannya begitu ada kesempatan untuk kembali menjalankan
fungsi kemasyarakatannya